Kamis, 10 April 2014

RE OPINI: PETERNAK MULAI GULUNG TIKAR (KOMPAS, 10 APRIL 2014)

Membaca ulasan di kompas, tanggal 10 april 2014, halamannya saya agak lupa kalau tidak salah hal 5. Tentang demo peternak ayam di daerah pontianak, karena berbulan bulan harus merugi akibat harga ayam yang jauh lebih rendah dari pada HPP selama berbulan bulan. Opini yang dibuat cukup menarik, bahwa peternak yang hampir gulung tikar harus beradu dengan kondisi pasar yang tidak memungkinkan. Sebenarnya, ini adalah isu lama selama berbulan bulan yang sampai saat ini, saya tidak melihat adanya signifikasi dari kebijakan pemerintah, setidaknya dalam 6 bulan ini.

Demo peternak yang berlangsung di pontianak ini, sebenarnya tidak hanya dirasakan oleh daerah pontianak saja, tapi hampir di semua wilayah indonesia merasakan hal yang sama. Beberapa hari lalu, saya menghadiri rapat peternak unggas yang difasilitasi oleh PINSAR broiler. Disana, berkumpul peternak yang total populasinya sebenarnya cukup mewakili 90% dari total populasi. Sayangnya, pertemuan itu memang hanya dihadiri oleh pihak peternak saja, tanpa melibatkan pemerintah dan sektor lainn yang berhubungan.
Dalam rapat itu, sebenarnya seluruh peternak di indonesia, mengalami kondisi serupa. Kondisi dimana rugi terus berlanjut, tanpa ada titik terang akan mulai untung. Rencana sudah disusun, seperti tidak menjual ayam kompak di bawah HPP atau kompak untuk mengurangi kapasitas chick ini. Strategi yang dibuat, nampaknya memang membuat titik terang di dunia perunggasan ini semakin baik, tapi tidak seutuhnya, karena memang peternak terlanjur rugi banyak.
Terkait demo yang dimuat di koran kompas, sebenarnya memang isu tentang demo ini sudah lama. Tapi, kalau kita lihat opini yang berkembang, akan kalah dengan isu hilangnya pesawat MH370 atau Pemilu 2014 alias, tidak menarik untuk dibaca khalayak umum.
Mungkin, opini yang berkembang harus dibuat efek yang fantastis, seperti hilangnya pesawat MH370, maka perlu dibuat opini HILANGNYA AYAM SATU INDONESIA! supaya lebih ber efek dalam membentuk opini masyarakat luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar