Tahun 2014, diprediksi akan menjadi tahun yang tersulit dalam bisnis perunggasan broiler. Pasalnya, sudah sejak oktober 2013 hingga bulan ini, belum ada tanda tanda bahwa harga livebird akan membaik. Dengan harga pokok produksi yang semakin lama semakin meningkat, seiring juga dengan kurs dolar yang mengakibatkan bahan baku pakan impor semakin tidak terkendali. Dibandingkan dengan harga jual ayam (LB) yang tiada membaik, potensi untuk harga pokok produksi malah tidak ada sinyal membaik pula. Jadi, ibarat sudah makan buah mengkudu masih dipaksa minum jus ketela, pahit!.
Menilik apa yang dikupas oleh livestockreview (www.livestockreview.com/2014/02/impor-bibit-ayam-grand-parent-stock-gps-tahun-2014-ini-naik-115/) tentang kenaikan impor GPS di tahun 2014, malah semakin membuat kans peluang untuk bisnis perunggasan tahun ini semakin tidak baik. Dengan pola kenaikan impor GPS sebanyak 725.000 ditahun ini (belum termasuk impor PS), membuat stok DOC dipasaran semakin berlimpah. Tapi, nyatanya hingga bulan ke 4 tahun ini, harga DOC masih juga tinggi. Hal ini benar benar membuat peternak tidak habis pikir, seharusnya dengan kebijakan pemerintah saat ini, mengakibatkan harga DOC turun (Supply tinggi, Demand tetap) tapi kenyataan yang terjadi, tetap saja harga DOC masih mahal, ANEH bin AJAIB!
Dengan harga DOC yang JELEK ini (kata peternak, DOC mahal --> DOC Jelek!), mengakibatkan HPP yang tinggi pula. Belum lagi harga pakan yang semakin lama semakin membuat kaki lemas, karena kurs dolar yang tak kunjung membaik, mengakibatkan HPP semakin tidak terkendali.
Dari satu sisi saja, yaitu HPP, sebenarnya sudah membuat peternak kuwalahan, belum lagi kalau kita coba melihat harga livebird yang tak kunjung membaik.
Dalam persepsi normal, seharusnya dengan data konsumsi daging tahun ini yakni 7,5 kg/kapita/tahun (atau lebih tepat jika dihitung per hari adalah berat se-upil) dengan ditarget menjadi 15kg/kapita/tahun, harga LB akan membaik (semoga saja). Apalagi mendekati pemilu, jumlah uang yang beredar juga semakin banyak (biasanya sih 50 ribu per orang buat 1 caleg), biasanya konsumsi masyarakat harapannya juga naik (paling ngga, bisa buat beli mie ayam semangkok). Tapi sekali lagi, sama seperti kita yang terkaget dengan harga DOC yang stabil tinggi padahal supply banyak, harga LB juga nyatanya tidak membaik. Sekali lagi, kita memang harus jungkir balik untuk memikirkan kenapa ini semua terjadi.
Sekarang, harapan peternak hanya satu.. NAIKAN HARGA AYAM, PERUSAHAAN INGIN HIDUP!
entah dipikir atau tidak oleh DPR (karena DPR sedang nyaleg), yang penting kita sudah berusaha semaksimal mungkin.
Salam unggas nasional!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar